31 Desember 2012

Bukan menyerah, Hanya menunda !

"Saya membulatkan tekad untuk berhenti menjalankan bisnis - bisnis yang saya coba bangun. "


Anda kaget ? Ya saya tau, kebanyakan orang kaget mendengar keputusan saya tersebut. Mungkin sebagian orang (termasuk anda) menganggap saya menyerah dengan mimpi - mimpi besar yang sudah saya bangun. Saya jawab "TIDAK" . Saya tidak menyerah, saya hanya menunda mimpi - mimpi besar saya yang sudah saya bangun. Karena keputusan saya tersebut bukan tanpa alasan, tapi punya alasan yang besar hingga mampu menidurkan mimpi - mimpi besar saya membangun kerajaan bisnis "Sukuda Company". Saya akan coba jelaskan disini apa alasan saya mengambil keputusan tersebut.

Setelah lama menggeluti bisnis memory, flashdisk, dan peralatan komputer , saya mulai memikirkan bisnis baru yang lebih banyak dibutuhkan, bisnis yang cashflow nya harian. Sehingga saya bisa menghidupi masa SMA ini tanpa meminta uang saku pada orang tua lagi. Setidaknya mengurangi pengeluaran ibu saya yang sekarang membanting tulang sendirian sejak ayah berpulang ke Rahmatullah. Itulah harapan saya, berbisnis bukan hanya menambah uang saku saya tapi membantu perekonomian keluarga.

Tepatnya setelah naik di kelas 3 SMA, saya mulai melakukan pencarian peluang bisnis selama musim liburan kenaikan kelas. Dan akhirnya saya berkenalan dengan mas Dimas Kiafandi Habibie owner dari Nasi Oishi. Berawal dari facebook, saya mulai tanya - tanya seputar Nasi Oishi dan cara untuk menjadi master (sebutan reseller di Nasi Oishi). Setelah berbagai pertanyaan saya ajukan, akhirnya saya yakin untuk bergabung dengan Nasi Oishi yang baru 1 Tahun dibuka.  

Ada beberapa persyaratan untuk menjadi master, salah satunya saya diharuskan membayar uang sebesar Rp 500.000,- sebagai biaya pembelian peralatan yaitu 2 (buah) termos dan 1(buah) X-Banner. Awalnya saya akan meminjam uang kepada ibu saya untuk menjalankan bisnis ini, saat itu saya berjanji akan mengembalikannya ketika balik modal. Tapi, sayangnya saya tidak di percaya dan terpakasa menunda keinginan untuk berbisnis hingga tabungan saya terkumpul sejumlah Rp 500.000,-.

Sampai akhirnya liburan kenaikan kelas telah berakhir, dan uang yang terkumpul baru setengahnya. Dan lagi - lagi saya dipertemukan dengan teman yang satu visi di kelas XII - IPA 1 (Kelas saya yang baru). Dia adalah Tommy Dwi Putranto , anak berlogat sunda yang ternyata mempunya visi yang sama dengan saya, yaitu menjadi seorang pengusaha. Saya pun menjadi semakin sering membahas hal - hal seputar bisnis dengan dia. Dan saya pun mengajaknya untuk patungan menjadi master Nasi Oishi. Saya menjelaskan semuanya tentang Nasi Oishi, seperti mas habibie menjelaskan kepada saya. Akhirnya dia setuju, dan kami sepakat untuk bekerja sama menjadi master Nasi Oishi

Setelah saya dan tommy resmi menjadi master Nasi Oishi. Kami menjual Nasi Oishi pertama kali di Taman Bungkul saat Car Free Day. Lalu, hari - hari selanjutnya kami menjualnya di sekolah kami (SMAN 2 Surabaya) dengan antusiasme anak - anak yang tinggi, Alhamdulillah :)

Saya dan tommy di Taman Bungkul
Tommy lagi nyobain Nasi Oishi 
Antusiasme di kelas saya :D

Di kelas lain pun juga antusias

Selain berbisnis Nasi Oishi, saya dan tommy juga bergabung dengan bisnis teman saya (Erdi dan Fahmi) yaitu Pentol Arcip (Arek Ciputra).

Berangkat ke Taman Bungkul
Alhamdulillah rame :)

Dan saya dan tommy juga  memulai project baru yaitu berbisnis kaos. Walau akhirnya tidak jalan, karena banyak kendala.
Bisnis kaos
Dari ketiga bisnis itu saya tau, betapa pentingnya fokus berbisnis pada satu bidang pada awalnya. Saya berbisnis pentol dan kaos, padahal Nasi Oishi belum mapan. Itu berdampak pada ketiga bisnis saya itu serasa tidak ada yang maju. Malah bisa saya bilang mundur, itu semua karena saya tidak fokus. Akhirnya saya memutuskan untuk fokus di Nasi Oishi dan memilih untuk tidak melanjutkan bisnis kaos dan pentol Arcip.

Setelah masalah ketidak fokusan saya selasai, kini masalah baru datang. Sebetulnya saya sadar, saya melakukan bisnis di waktu yang tidak tepat. Kenapa tidak tepat ? Karena saya sekarang kelas 3 SMA dan sudah waktunya saya fokus untuk kelulusan saya. Mengingat persaingan yang semakin ketat dan jika saya gagal mungkin saya akan mengecewakan banyak pihak. Termasuk orang tua saya yang membiayai saya selama ini untuk sekolah. Tapi semangat saya untuk berbisnis membuat saya yakin jika saya mampu mengimbangi antara bisnis dan sekolah.

Nyatanya tidak, nilai - nilai saya semakin terpuruk di kelas. Saya serasa tertinggal jauh dari teman - teman yang lain. Saya sadar, ini karena kesbukan saya dalam berbisnis yang menyita waktu belajar saya. Ditambah lagi kesibukan di OSIS, sehingga saya banyak meninggalkan jam pelajaran saat di sekolah. Saya tau ini bukan salah kegiatan saya, tapi saya sendiri yang memang tak mampu memanage waktu dengan baik. Saya akui, itu memang kelemahan saya.

Akhirnya tibalah saat UTS (Ulangan Tengah Semester). Dengan persiapan seadanya, saya mulai gelisah memikirkan bagaimana nasib nilai - nilai nantinya. Akhirnya saya menemukan sebuah keputusan besar, yaitu UTS ini saya jadikan sebagai tolak ukur kemampuan saya. Jika nantinya hasil UTS ini hancur, maka saya siap menerima konsekuensi untuk menunda bisnis saya sejenak untuk lebih fokus di ujian - ujian saya selanjutnya.

Nyatanya, memang nilai - nilai saya hancur. Dari 6 mata pelajaran (Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, B.Indonesia, B.Inggris) yang diujikan, hanya 1 yang lolos yaitu Biologi. Jelas saya kecewa dengan hasil yang saya dapat, tapi ini memang karena salah saya sendiri. Saya terlalu sibuk dengan hal - hal lain sehingga menyita waktu belajar saya. Akhirnya saya dengan besar hati menjalankan keputusan besar saya untuk menunda bisnis hingga saya telah diterima di perguruan tinggi yang saya inginkan (Mungkin lain kali saya posting, perguruan tinggi apa yang saya inginkan). Sebuah keputusan besar yang semoga akan memperlancar dan mempercepat mimpi - mimpi besar saya tercapai.

Ketika keputusan saya telah bulat, saya pun mengutarakannya kesebagian teman - teman yang sevisi dengan saya di sekolah. Respon mereka pun sangat kecewa, mereka menganggap saya mudah menyerah. Termasuk partner bisnis saya di Nasi Oishi, yaitu Tommy. Sedikit kecewa dengan jawaban mereka, tetapi saya sangat yakin dengan keputusan saya. Saya bukan menyerah pada mimpi - mimpi besar yang saya coba wujudkan, tapi saya hanya menunda sejenak semuanya.

Saya yakin untuk mewujudkan mimpi - mimpi besar, selalu butuh pengorbanan yang besar. Termasuk mimpi saya untuk menjadi seorang pengusaha dan membangun Sukuda.co , butuh pengorbanan yang besar pula. Saya tak yakin jika saya tak berhasil lulus dengan baik, mimpi - mimpi saya tersebut akan lancar untuk tercapai. Karena menurut saya masa SMA ini masa yang paling menentukan kita akan kemana dan menjadi apa. Saya pun coba membayangkan jika saya tidak lulus dan tidak diterima di PTN yang saya inginkan. Saya mengecawakan ibu dan ayah saya, semua orang akan memandang negatif kepada saya. Dan mungkin, saya tidak akan dipercaya oleh partner bisnis saya kedepannya. Dari sini saya sadar, betapa pentingnya akhir masa SMA ini karena akan berpengaruh besar untuk mewujudkan mimpi - mimpi besar saya.

Dan saya mendapat suntikan motivasi dari Al-qur'an disurat An-Najm dan Al-Insyirah. Berikut kutipan terjemahan ayatnya :

“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya. Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna” -(QS.An-Najm : 39-41)

"Maka sesugguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”(QS. Al Insyirah: 5-8)
 Ketika saya memaknai Surat An - Najm , ayat tersebut mengisyaratkan bahwa saya harus terus lakukan yang terbaik, dan orientasi mimpi - mimpi besar yang saya punya harusnya tetap untuk mengharap ridho Allah SWT dan bermanfaat bagi sesama. Karena kelak di akhirat semua yang saya usahakan didunia (Harta, wanita, karir, bisnis, dll) akan dibalas oleh-Nya. Sedangkan di surat Al - Insyirah saya mendapat semangat untuk tidak menyerah menghadapi setiap kesulitan, dan tetap bekerja keras. Bukankah Allah sendiri yang menjanjikan bahwa disetiap kesulitan itu ada kemudahan. Jadi saya harusnya tetap optimis dalam menghadapi setiap rintangan kehidupan ini. Ayat ini juga mengisyaratkan bahwa saya itu memang harus fokus, "Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)" . Diayat tersebut tertulis "sesuatu urusan" , bukan berbagai urusan. Dan saya juga diharuskan tetap berharap/berdoa kepada Allah dalam setiap ikhtiar yang saya jalani. Jangan sampai saya takabur dan  kufur terhadap nikmat dan kebesaran Allah SWT. Karena sesungguhnya Allah lah pemilik Alam Semesta ini, manusia hidup dunia hanya mengabdi kepada Allah. Kita diutus dibumi ini untuk menjadi seorang khalifah yang harusnya bermanfaat bagi banyak orang.  

Semoga dalam keputusan besar saya ini, akan berdampak besar pula pada terwujudnya mimpi - mimpi besar saya. Semoga Allah tetap mudahkan dan teguhkan langkah saya dalam menggapai mimpi besar saya.. Dan semoga saya tetap fokus dan totalitas pada mimpi saya, dan tetap menjadi pribadi yang tetap bersemangat dan selalu taat kepada Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal Alamin ....



"Saya bukan menyerah pada mimpi - mimpi besar yang saya coba wujudkan, tapi saya hanya menunda sejenak semuanya."

NB : Ujian Nasional SMA 15 - 18 April 2012 !!! #FIGHT!!!

2 komentar: